Belajar dari makhluk makhluk ciptaan tuhan termasuk Semut !!
Banyak nasihat, banyak petuah yang disampaikan melalui bahasa tutur dan ada juga yang disampaikan dalam bentuk tulisan melalui buku-buku yang jumlahnya sangat banyak tak terhitung.
Kitab Suci agama Islam (Alquran), Kristen ( Alkitab, Perjanjian Lama dan Baru ) dan Taurat ( Yahudi) dan berbagai kitab agama lainnya berisi nasihat dan pedoman kehidupan yang bermakna tinggi tak ternilai.
Hewan sebagai mahluk Tuhan adalah sebuah pesan, contoh, pelajaran bagi manusia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa apa yang kita lihat dalam semesta alam ini adalah ayat-ayat Tuhan yang perlu “dibaca.”
Laba-laba mengajarkan manusia tetap berjiwa besar, tak mudah berputus asa. Setiap angin menghancurkan sarangnya , labah-labah membuat lagi sarang yang baru. Seratus kali rumahnya rusak, seratus kali pula labah-labah membangunnya kembali.
Ikan mengajarkan mengenai kesetiaan pada prinsip. Walau ikan hidup di air asin, tapi rasa ikan tidakserta merta menjadi asin.
Ayam mengajarkan manusia sifat rajin berusaha mencari nafkah. Sejak subuh sudah berkeliaran mencakar apa saja mencari makanan.
Semut adalah binatang kecil yang diinjak dengan jari kelingking sudah langsung mati. Makhluk Tuhan yang kecil, lemah tak berdaya, berbeda dengan seekor gajah..
Walau kecil, semut mampu mengangkat sesuatu yang besar dengan bergotong royong. Pernah kan anda melihat sejumlah semut menggotong sesuatu yang ratusan kali lebih besar.dari semut.
Semut setiap kali bertemu saling berciuman. Semut tidak mengenal blok politik, lawan politik, pro kontra..
” Orang itu tidak usah diundang, sebab dia itu masuk orang si anu. Jangan menegur orang itu sebab dia itu blok lain. Ah, itu orang ndak benar, abu-abu, tidak jelas memihak dimana. Yang kayak begitu tidak ada dalam kamus semut. Pemahaman seperti itu hanya ada pada manusia.
Semut tak mengenal proyek yang diarahakan kepada kelompok tertentu dan membatasi untuk kelompok lain. Semut tak mengenal fee, kontribusi, tender murni, tender tidak murni, tender setengah murni, PPTK, Ketua Panitia dan segala macam istilah yang membuat pening kepala.
Tak ada dalam kehidupan semut, misalnya istilah bargaining position,.pending berita, tendangan uang amplop, eksekusi.
Jiwa gotong royong yang tinggi dari semut dapat ditiru oleh manusia. Semut yang tak memiliki akal saja dapat bergotong royong, apalagi manusia yang berakal, berpendidikan, berbudaya.
Justru manusia mengadopsi gotong royong semut dalam sisi negatif, misalnya urunan membeli cap tikus (sejenis minuman keras). Itu namanya gotong royong mabuk.
Manusia juga mencontoh gotong royong semut dalam hal mengkosumsi narkoba. Narkoba yang harganya lumayan mahal, tapi dengan urunan, maka harga yang mahal akan menjadi ringan bagi masing-masing pengguna.
Masih ada. Manusia menerapkan gotong royong dalam soal korupsi. Pers menyebutnya korupsi berjamaah. Dan memang faktanya bahwa korupsi tidak pernah dilakukan sendiri atau pelaku tunggal. Hampir dapat dipastikan bahwa korupsi dilakukan oleh lebih dari satu orang. Kalau dilakukan sendiri saja, maka memiliki resiko besar. Pasti ada persekongkolan halus antara pelaku korupsi dengan orang lain.. Sebagai contoh. Artalyta yang bersekongkol dengan Jaksa Urip..Sekalipun oknum penegak hukum berperwakan kecil,, ibarat ditiup angin roboh, tapi ditakuti dan disegani disebabkan kewenangannya yang besar, sehingga sangat strategis untuk dijadikan sekongkol. Kira-kira begitu.penjelasannya.
Kembali ke soal semut. Ternyata Tuhan menyuruh manusia “membaca”, Manusia disuruh membaca semesta alam ciptaan-Nya, termasuk makhluk Tuhan yang bernama semut.
Tentu saya tak bermaksud agar kita manusia menjadi semut. Tidak perlu menjadi semut, tapi manusia dapat mengambil pelajaran dari salah satu makhluk Tuhan yang bernama semut.
sumber : http://umum.kompasiana.com/