Stanislav Petrov |
Seorang ahli teknologi informasi bernama Stanislav Petrov, yang bertugas di salahs atu basis sistem peringatan dini di Uni Soviet.Pada saat itu sistem peringatan dini Uno Soviet mendeteksi ada peluncuran rudal dari Amerika Serikat ke arah Uni Soviet.
Pada saat itu juga perasaan Petrov tidak karuan karena ia adalah salah satu orang yang pertama mengetahuinya, ia seakan membeku saat mendengar suara sirine yang tiada henti, pada saat itu dia hanya duduk diam sambil menatap layar monitor dengan sinar merah yang menunjukan sedang ada bahaya.
Petrov mengatakan "Yang saya harus lakukan adalah mengambil telepon, menekan nomor sambungan untuk bisa berbicara ke komandan kami, tetapi pada saat itu saya justru sama sekali tidak bisa bergerak akrena panik dan gugup".
Sistem peringatan dini itu mengindikasikan bahwa telah terjadi ancaman berbahaya pada level tinggi karena saat itu amerika telah meluncurkan rudal ke arah Uni Soviet.
Setelah satu menit kemudian sirine kembali berbunyi, yang menandakan rudal kedua sudah diluncurkan oleh amerika begitu seterusnya sampai yang ke lima, akhirnya sistem mengganti peringantan dari peluncuran dengan serangan rudal. Tidak ada aturan pasti soal berapa lama kami diizinkan berfikir seelum melaporkan ke atasan kami atas kejadian tersebut tetapi kami mengetahui bahwa setiap detik yang kami lewati itu sangat berharga.
Akhirnya pada saat itu Petrov memilih diam dan tidak melaporkan ke atasan.
Kenapa saat itu Petrov tidak bertindak, Jujur Petrov dengan tidak ada keyakinan, Apalagi pada saat itu di Uni Soviet mempunyai ahli lain yang bertugas untuk mengawasi kekuatan misil Amerika Serikat dan sejumlah operator radar satelit mengatakan kepadanya kalau tidak ada rudal terdata dalam sistem mereka.
Namun bagaimanapun juga orang tersebut hanya sebagai pendukung yang sejalan denganya, sementara itu protokol dengan jelas menyebut bahwa keputusan harus didasarkan apa yang tertera pada layar komputer. Akhirnya Petrov pun menaruh curiga terhadap betapa kuat dan jelasnya peringatan itu terjadi.
Petrov akhirnya menghubungi petugas jaga di markas militer Uni Soviet dan melaporkan kalau telah terjadi kesalahan sistem dan seandainya perkiraanya salah maka ledakan nuklir akan terjadi beberapa menit setelahnya.
Untung yang terjadi sebaliknya. "Selama 23 menit kemudian aku menyadari tak ada apapun yang terjadi. Jika memang serangan itu nyata, aku pasti mengetahuinya. Bagiku, itu sangat melegakan," kata dia, dengan senyuman tersungging di bibirnya.
Apa yang dilakukan Petrov di satu sisi adalah pelanggaran atas instruksi atasannya, sebuah kelalaian tugas. Dan ia sudah mendapat sanksi karenanya. Namun, keputusannya mungkin telah menyelamatkan dunia. Lantaran itu pula ia dipuji dan dianggap pahlawan.