SINGAPURA (Berita SuaraMedia) - Pemikiran bahwa ada hubungan antara jenius dan kegilaan telah mempesona banyak orang sejak lama. Pemikiran itu muncul karena orang melihat banyak tokoh-tokoh jenius yang ternyata memiliki gangguan kejiwaan. Sejauh mana batasan antara kejeniusan dan kegilaan? Baru-baru ini ilmuwan menemukan batasannya sangat tipis karena berbagi gen yang sama.
Isaac Newton (fisikawan), Ludwig van Beethoven (komposer), Edgar Allan Poe (penulis), Vincent van Gogh (pelukis) dan John Nash (matematikawan) adalah contoh orang-orang jenius yang mengalami gangguan kejiwaan hingga schizofrenia.
Para psikolog menemukan bahwa orang-orang kreatif memiliki gen yang sama dengan gen yang menyebabkan psikosis dan depresi. Mereka percaya bahwa temuan ini dapat menjelaskan mengapa jenius seperti Vincent van Gogh dan Sylvia Plath memiliki perilaku destruktif.
Isaac Newton (fisikawan), Ludwig van Beethoven (komposer), Edgar Allan Poe (penulis), Vincent van Gogh (pelukis) dan John Nash (matematikawan) adalah contoh orang-orang jenius yang mengalami gangguan kejiwaan hingga schizofrenia.
Para psikolog menemukan bahwa orang-orang kreatif memiliki gen yang sama dengan gen yang menyebabkan psikosis dan depresi. Mereka percaya bahwa temuan ini dapat menjelaskan mengapa jenius seperti Vincent van Gogh dan Sylvia Plath memiliki perilaku destruktif.
Gen yang dinamakan neuregulin 1, memiliki peranan dalam perkembangan otak, namun varian itu juga berhubungan dengan penyakit mental seperti skizofrenia dan gangguan bipolar.
Peneliti dari Universitas Semmelweis di Hungaria merekrut kelompok relawan yang menganggap diri mereka sangat kreatif dan sudah mencapainya.
Peneliti dari Universitas Semmelweis di Hungaria merekrut kelompok relawan yang menganggap diri mereka sangat kreatif dan sudah mencapainya.
Untuk mengukur kreativitas, para relawan diminta untuk menanggapi serangkaian pertanyaan yang tidak biasa. Sebagai contoh: "Jika awan memiliki kawat yang tergantung, apa yang akan menggantung turun ke bumi. Apa yang akan terjadi?"
Mereka dinilai berdasarkan originalitas dan fleksibilitas jawaban mereka. Para relawan juga menyelesaikan kuesioner mengenai prestasi kreatif mereka seumur hidup, sebelum peneliti mengambil sampel darah.
Laporan menyimpulkan, hasil penelitian menunjukkan hubungan yang jelas antara neuregulin 1 dan kreativitas. "Relawan dengan varian khusus dari gen ini cenderung memiliki skor yang lebih tinggi pada penilaian kreativitas dan juga memiliki prestasi kreatif dalam hidup yang lebih besar dibanding sukarelawan dengan bentuk gen yang berbeda."
Kepala peneliti Dr Szabolcs Keri mengatakan bahwa hal itu adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa varian genetik berhubungan dengan psikosis dan beberapa fungsi bermanfaat lainnya.
"Faktor-faktor molekular yang terkait dengan gangguan mental berat, tapi terkandung dalam tubuh orang sehat, mungkin memiliki keuntungan berpikir lebih kreatif," katanya. Studi ini di terbitkan dalam jurnal Psychological Science. Tapi para ahli masih mendebatkan masalah itu. Penelitian terus dilakukan untuk membuat definisi yang jelas antara jenius dan kegilaan.
"Batas-batas antara normal, tidak normal, dan supernormal masih belum banyak yang memuaskan. Apa mungkin perilaku eksentrik seseorang dapat dianggap kegilaan bagi orang lain. Apakah seseorang yang yang gila mungkin dianggap jenius oleh orang lain. Dan jika orang jenius terlalu jauh pemikirannya di depan waktunya, ide-ide cemerlang itu mungkin tidak akan dihargai kecuali ia telah meninggal," kata Dr Kenneth Lyen, pediatrik dan penulis tentang kreativitas otak yang juga dokter di Mount Elizabeth Hospital Singapura dalam jurnalnya yang dimuat di sma.org, Kamis (25/2/2010).
Seorang jenius secara samar didefinisikan sebagai orang yang sangat kreatif dan mampu membuat kontribusi yang signifikan bagi kemanusiaan, sering menentang pakem-pakem dan membangun paradigma baru.
Sedangkan gangguan mental atau kegilaan merupakan suatu pola psikologis atau gangguan perilaku yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena tekanan mental atau gangguan di saraf, tapi untuk beberapa jenis kegilaan seperti schizofrenia bahkan belum ditemukan penyebabnya.
Tapi di tahun 2007 seperti dilansir dailymail, ilmuwan telah menemukan sebuah gen yang menghubungkan kecerdasan dengan salah satu bentuk kegilaan, yaitu schizofrenia. Hasil penelitian diketahui bahwa hal yang terjadi pada tokoh-tokoh dunia tersebut disebabkan adanya gen tertentu, yang dikenal sebagai DARPP-32.
Ilmuwan Amerika menemukan bahwa gen yang sama juga dibentuk dan dikendalikan oleh rangkaian saraf yang terlibat erat dengan schizofrenia. Rangkaian ini menghubungkan korteks prefrontal dengan bagian otak yang lain, stiatum. Ini mempengaruhi fungsi otak dalam penderita schizofrenia seperti motivasi, memori kerja dan jenis-jenis pembelajaran tertentu.
Para peneliti, yang melaporkan temuannya dalam Journal of Clinical Investigation, mempelajari lebih dari 1.000 sampel DNA dari individu yang sehat dan pasien dengan schizofrenia.
Teori lain yang juga menarik untuk melihat penelitian jenius dan gila ini adalah "teori biososial kreativitas". Pada intinya, teori ini menyatakan bahwa kreativitas adalah genetik dan dengan demikian jenius adalah dilahirkan bukan dibuat.
Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tokoh-tokoh kreatif dunia seperti pelukis Van Gogh dan penulis Jack Kerouac yang jenius ternyata juga menderita gangguan psikotik. Mereka berdua dipuji sebagai orang yang jenius tetapi justru menunjukkan perilaku merusak diri sendiri.
Tapi banyak juga yang tidak setuju kalau jenius dibilang mirip dengan gila. Orang jenius mengolah pikiran-pikiran gilanya menjadi konstruktif (bangunan). Sedangkan orang gila justru membuat pikiran-pikiran konstruktifnya menjadi destruktif (hancur).
"Orang jenius bisa jadi gila tapi orang gila tidak bisa jadi jenius," kata barisan orang yang tidak mau gila disamakan dengan jenius.
Sementara menurut Dr Kenneth Lyen setidaknya ada 7 penyakit yang mengaitkan antara kelainan jiwa dan jenius, meskipun itu kondisi yang masih sulit didiagnosa.
1. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan mengenali dan memahami bahasa tertulis ketika membaca, menulis, dan mengeja. Orang-orang terkemuka yang diduga menderita disleksia adalah Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Walt Disney, Pablo Picasso dan Lee Kuan Yew.
2. Bipolar
Gangguan bipolar dicirikan oleh perubahan suasana hati antara euforia dan depresi. Gejala psikotiknya seperti delusi, halusinasi, paranoia atau berperilaku aneh. Orang terkenal yang dianggap memiliki gangguan bipolar adalah Winston Churchill, Edgar Allan Poe, Sylvia Plath, Robert Schumann, Vincent Van Gogh, Tim Burton dan Francis Ford Coppola.
3. Schizofrenia
Schizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang parah ditandai dengan halusinasi, delusi, emosi yang tumpul dan penarikan diri yang dalam. Contoh orang jenius yang terpengaruh skizofrenia adalah John Nash.
4. Obsesif-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah kondisi kejiwaan yang ditandai dengan tekanan untuk berpikir dan berperilaku terus-menerus. Seperti obesesi untuk terus mencuci tangan, mengecek pintu berulang-ulang karena ada perasaan tidak nyaman. Orang terkenal yang memperlihatkan kecenderungan OCD antara lain Nicola Tesla, Howard Hughes, dan Marc Summers.
5. Autistic Savant
Sekitar 10 persen penderita austis memiliki savant syndrome yang menunjukkan bakat-bakat luar biasa seperti menghitung cepat, kemampuan mekanik, seni lukis atau patung, musik. Beberapa profesor di universitas yang cenderung suka menyendiri terdiagnosis memiliki autistic savant.
6. Terminal Illness
Meskipun bukan kondisi kejiwaan, penyakit terminal dapat memicu respons emosional yang luar biasa pada penderitanya. John Stuart Mills menderita TBC, yang tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan kematian perlahan-lahan. Setelah diagnosa, dia mulai menulis karya-karya yang akan membuatnya terkenal.
7. Epilepsi
Penyakit ini juga bukan masalah kejiwaan, tetapi banyak orang cerdas memiliki riwayat epilepsi. Karena ini adalah kondisi otak maka ini relevan ketika mendiskusikan fungsi otak yang superior. Orang terkenal yang menderita epilepsi antara lain Julius Caesar, Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, Pyotr Tchaikovsky, Charles Dickens, George Handel dan Hector Berlioz. (dtk/inl)
Mereka dinilai berdasarkan originalitas dan fleksibilitas jawaban mereka. Para relawan juga menyelesaikan kuesioner mengenai prestasi kreatif mereka seumur hidup, sebelum peneliti mengambil sampel darah.
Laporan menyimpulkan, hasil penelitian menunjukkan hubungan yang jelas antara neuregulin 1 dan kreativitas. "Relawan dengan varian khusus dari gen ini cenderung memiliki skor yang lebih tinggi pada penilaian kreativitas dan juga memiliki prestasi kreatif dalam hidup yang lebih besar dibanding sukarelawan dengan bentuk gen yang berbeda."
Kepala peneliti Dr Szabolcs Keri mengatakan bahwa hal itu adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa varian genetik berhubungan dengan psikosis dan beberapa fungsi bermanfaat lainnya.
"Faktor-faktor molekular yang terkait dengan gangguan mental berat, tapi terkandung dalam tubuh orang sehat, mungkin memiliki keuntungan berpikir lebih kreatif," katanya. Studi ini di terbitkan dalam jurnal Psychological Science. Tapi para ahli masih mendebatkan masalah itu. Penelitian terus dilakukan untuk membuat definisi yang jelas antara jenius dan kegilaan.
"Batas-batas antara normal, tidak normal, dan supernormal masih belum banyak yang memuaskan. Apa mungkin perilaku eksentrik seseorang dapat dianggap kegilaan bagi orang lain. Apakah seseorang yang yang gila mungkin dianggap jenius oleh orang lain. Dan jika orang jenius terlalu jauh pemikirannya di depan waktunya, ide-ide cemerlang itu mungkin tidak akan dihargai kecuali ia telah meninggal," kata Dr Kenneth Lyen, pediatrik dan penulis tentang kreativitas otak yang juga dokter di Mount Elizabeth Hospital Singapura dalam jurnalnya yang dimuat di sma.org, Kamis (25/2/2010).
Seorang jenius secara samar didefinisikan sebagai orang yang sangat kreatif dan mampu membuat kontribusi yang signifikan bagi kemanusiaan, sering menentang pakem-pakem dan membangun paradigma baru.
Sedangkan gangguan mental atau kegilaan merupakan suatu pola psikologis atau gangguan perilaku yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena tekanan mental atau gangguan di saraf, tapi untuk beberapa jenis kegilaan seperti schizofrenia bahkan belum ditemukan penyebabnya.
Tapi di tahun 2007 seperti dilansir dailymail, ilmuwan telah menemukan sebuah gen yang menghubungkan kecerdasan dengan salah satu bentuk kegilaan, yaitu schizofrenia. Hasil penelitian diketahui bahwa hal yang terjadi pada tokoh-tokoh dunia tersebut disebabkan adanya gen tertentu, yang dikenal sebagai DARPP-32.
Ilmuwan Amerika menemukan bahwa gen yang sama juga dibentuk dan dikendalikan oleh rangkaian saraf yang terlibat erat dengan schizofrenia. Rangkaian ini menghubungkan korteks prefrontal dengan bagian otak yang lain, stiatum. Ini mempengaruhi fungsi otak dalam penderita schizofrenia seperti motivasi, memori kerja dan jenis-jenis pembelajaran tertentu.
Para peneliti, yang melaporkan temuannya dalam Journal of Clinical Investigation, mempelajari lebih dari 1.000 sampel DNA dari individu yang sehat dan pasien dengan schizofrenia.
Teori lain yang juga menarik untuk melihat penelitian jenius dan gila ini adalah "teori biososial kreativitas". Pada intinya, teori ini menyatakan bahwa kreativitas adalah genetik dan dengan demikian jenius adalah dilahirkan bukan dibuat.
Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tokoh-tokoh kreatif dunia seperti pelukis Van Gogh dan penulis Jack Kerouac yang jenius ternyata juga menderita gangguan psikotik. Mereka berdua dipuji sebagai orang yang jenius tetapi justru menunjukkan perilaku merusak diri sendiri.
Tapi banyak juga yang tidak setuju kalau jenius dibilang mirip dengan gila. Orang jenius mengolah pikiran-pikiran gilanya menjadi konstruktif (bangunan). Sedangkan orang gila justru membuat pikiran-pikiran konstruktifnya menjadi destruktif (hancur).
"Orang jenius bisa jadi gila tapi orang gila tidak bisa jadi jenius," kata barisan orang yang tidak mau gila disamakan dengan jenius.
Sementara menurut Dr Kenneth Lyen setidaknya ada 7 penyakit yang mengaitkan antara kelainan jiwa dan jenius, meskipun itu kondisi yang masih sulit didiagnosa.
1. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan mengenali dan memahami bahasa tertulis ketika membaca, menulis, dan mengeja. Orang-orang terkemuka yang diduga menderita disleksia adalah Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Walt Disney, Pablo Picasso dan Lee Kuan Yew.
2. Bipolar
Gangguan bipolar dicirikan oleh perubahan suasana hati antara euforia dan depresi. Gejala psikotiknya seperti delusi, halusinasi, paranoia atau berperilaku aneh. Orang terkenal yang dianggap memiliki gangguan bipolar adalah Winston Churchill, Edgar Allan Poe, Sylvia Plath, Robert Schumann, Vincent Van Gogh, Tim Burton dan Francis Ford Coppola.
3. Schizofrenia
Schizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang parah ditandai dengan halusinasi, delusi, emosi yang tumpul dan penarikan diri yang dalam. Contoh orang jenius yang terpengaruh skizofrenia adalah John Nash.
4. Obsesif-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah kondisi kejiwaan yang ditandai dengan tekanan untuk berpikir dan berperilaku terus-menerus. Seperti obesesi untuk terus mencuci tangan, mengecek pintu berulang-ulang karena ada perasaan tidak nyaman. Orang terkenal yang memperlihatkan kecenderungan OCD antara lain Nicola Tesla, Howard Hughes, dan Marc Summers.
5. Autistic Savant
Sekitar 10 persen penderita austis memiliki savant syndrome yang menunjukkan bakat-bakat luar biasa seperti menghitung cepat, kemampuan mekanik, seni lukis atau patung, musik. Beberapa profesor di universitas yang cenderung suka menyendiri terdiagnosis memiliki autistic savant.
6. Terminal Illness
Meskipun bukan kondisi kejiwaan, penyakit terminal dapat memicu respons emosional yang luar biasa pada penderitanya. John Stuart Mills menderita TBC, yang tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan kematian perlahan-lahan. Setelah diagnosa, dia mulai menulis karya-karya yang akan membuatnya terkenal.
7. Epilepsi
Penyakit ini juga bukan masalah kejiwaan, tetapi banyak orang cerdas memiliki riwayat epilepsi. Karena ini adalah kondisi otak maka ini relevan ketika mendiskusikan fungsi otak yang superior. Orang terkenal yang menderita epilepsi antara lain Julius Caesar, Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, Pyotr Tchaikovsky, Charles Dickens, George Handel dan Hector Berlioz. (dtk/inl)
sumber : www.suaramedia.com