Pernikahan tidak umum yang dikemas dalam happening art atau seni kejadian di gelar di rumah seorang seniman, Brahmantyo di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Rabu (08) malam. Pernikahan tersebut berusaha menyatukan dua makhluk beda alam, manusia dan peri.
Mempelai pria adalah Bagus Kodok Ibnu Sukodok (63 tahun) sedangkan sang mempelai wanita adalah Peri Roro Setyowati. Peri Roro makhluk halus (bukan manusia) yang berasal dari Alas Ketonggo di daerah Paron, Ngawi. Ternyata, pesta pernikahan makhluk beda alam itu sukses membetot publik.
Ribuan orang tumpah menyaksikan acara Desa Sekaralas, kediaman Brahmantyo tersebut. Namun demikian, pernikahan ini ternyata berbuah kontroversi. Sebab tidak semua warga percaya dengan pernikahan tersebut.
Berikut ini kontroversi pernikahan Bagus Kodok bin Sukodok dengan Peri Setyowati di Ngawi, Jawa Timur,dikutip dari Merdeka:
1. Ribuan orang hadiri pernikahan Bagus Kodok dan Peri Setyowati
artikel-fenomenal.blogspot.com - Pernikahan Bagus Kodok Ibnu Sukodok (63) dengan Peri Rara Setyowati, makhluk halus penghuni Alas Ketangga di daerah Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berhasil membetot perhatian masyarakat. Pernikahan itu digelar di rumah Brahmantyo di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, kabupaten setempat.
Petugas Jaga Koramil Kecamatan Widodaren, Serka Samino, mengatakan acara pernikahan Bagus Kodok pada Rabu (08/10) malam, itu bisa dibilang sukses. Sebab ada ribuan orang, baik warga Ngawi maupun dari luar daerah berbondong-bondong datang menonton acara pernikahan tersebut. Apalagi panitia acara juga mengundang Pemkab, Kecamatan, Koramil dan Polsek.
"Tapi undangan rata-rata diwakilkan. Isi acara (pernikahan Bagus Kodok dan peri) itu tidak bener. Tujuannya cuma untuk mengumpulkan masyarakat, itu cuma acara seni. Tapi gara-gara acara itu dagangan orang-orang pada laku," kata Samino.
Seperti dagangan minyak yang harganya Rp 200 ribu per botol kecil. Kata pedagang, Samino melanjutkan, kalau orang ingin melihat wujud peri itu harus membeli minyak tersebut. "Itu apa sih namanya, semacam minyak misik lah, yang katanya bisa digunakan melihat seperti itu (peri). Harganya mahal, Rp 200 ribu," terang Samino.
2. Dinilai cari sensasi
artikel-fenomenal.blogspot.com - Tidak semua orang percaya pernikahan Bagus Kodok Ibnu Sukodok (63) dengan Peri Rara Setyowati, makhluk halus penghuni Alas Ketangga di daerah Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, benar-benar terjadi.
Bahkan, ada yang menyebut pernikahan anak manusia dan makhluk halus di rumah seniman Brahmantyo di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, itu cuma cari sensasi.
"Namanya seniman, biar ramai saja, mengumpulkan massa, mencari sensasi atau apa lah itu namanya. Biar muncul lagi namanya. Soalnya pernikahan dengan peri, bagi kita, itu menurut agama kan tidak boleh dipercayai," kata Petugas Jaga Koramil Kecamatan Widodaren, Serka Samino, Rabu (09/10).
3. Belum terdaftar di KUA
artikel-fenomenal.blogspot.com - Resepsi pernikahan yang digelar antara Bagus Kodok Ibnu Sukodok dengan Peri Roro Setyowati, makhluk halus (bukan manusia), ternyata sebatas upacara adat yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) maupun catatan sipil.
"Tidak ada laporan. Kita dari KUA tidak ada informasi soal itu. Kita baru tahu ada pernikahan itu juga cuma dari media," ujar petugas KUA Ngawi, Muhsin kepada merdeka.com, Kamis (9/10).
Menurut Muhsin, kabar pernikahan antara manusia dengan peri itu kemungkinan hanya sebuah pementasan seni. Dalam aturannya di KUA dan di catatan sipil, manusia hanya menikah dengan manusia lawan jenis.
"Kalau pun mau daftar tetap tidak akan kita terima, kan tidak jelas. Itu cuma cari sensasi saja atau cuma karya seni," imbuhnya.
4. Pernikahan digelar persis seperti adat Jawa
artikel-fenomenal.blogspot.com - Pernikahan antara Bagus Kodok dan Peri Setyowati sendiri dilakukan dengan adat Jawa lengkap dengan segala prosesinya. Pernikahan yang dikemas dari seni kejadian atau happening art ini juga membetot perhatian ribuan warga yang ingin menyaksikan. Namun banyak warga yang kecewa karena tidak bisa melihat mempelai wanita.
Pernikahan itu sendiri dilangsungkan di rumah seniman asal Ngawi, Brahmantyo di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi. Menurut Brahmantyo, awal pertemuan Bagus Kodok dan Peri Roro terjadi sekitar lima tahun lalu. Keduanya bertemu di Alas (hutan) Ketonggo.
"Dalam sebuah kunjungan ke Alas Ketonggo di daerah Paron, Ngawi, Bagus Kodok buang air besar di sungai dan ditegur oleh Peri Setyowati," ujar Brahmantyo kepada merdeka.com, Kamis (9/10).
Dari komunikasi itu kata Brahmantyo, terjalin sebuah hubungan yang berkembang menjadi rasa saling mencintai. Meski berbeda alam, kedua kekasih memiliki perhatian dan keprihatinan serta kecintaan yang sama pada alam raya dan budaya manusia, khususnya pada lingkungan tanah Jawa.
5. Pernikahan Bagus Kodok dan Peri Setyowati tidak mengada-ada
artikel-fenomenal.blogspot.com - Pernikahan Bagus Kodok ibnu Sukodok (63) dengan Peri Setyowati, makhluk halus penghuni Alas Ketangga di daerah Paron, Kabupaten Ngawi, disebut-sebut asli dan bukan mengada-ada. Hal itu dikatakan seniman Brahmantyo, sohibul hajat kawinan Bagus Kodok di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
"Perkawinan antara Bagus Kodok dengan Peri Setyowati bukan mengada-ada, melainkan merupakan sebuah peristiwa di dalam kisah cinta, yang dimulai beberapa tahun yang lalu. Dalam sebuah kunjungan ke Alas Ketangga di daerah Paron, Ngawi, Bagus Kodok buang air besar di sungai dan ditegur oleh Peri Setyowati," ujarnya.
Dari komunikasi itu terjalin sebuah hubungan yang berkembang menjadi rasa saling mencintai. Meski berbeda alam, kedua kekasih memiliki perhatian dan keprihatinan serta kecintaan yang sama pada alam raya dan budaya manusia, khususnya pada lingkungan tanah Jawa.
"Setelah lebih dari setahun mengusahakan terlaksananya perkawinan ini akhirnya dengan semangat melaksanakan suatu upacara untuk sahabat dan saudara tua kami, Kodok Ibnu Sukodok, didukung banyak sekali teman, dengan Zen Zulkarnaen sebagai eksekutor proyek, kami berhasil memilih hari, tempat, dan susunan acara," kata Brahmantyo.